Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Mei 2012

MACAM BENTUK LAMINAR AIR FLOW CABINET

 Laminar dengan hepa filter 99,99 %





 Laminar dengan hepa lokal


Laminar dengan hepa 99,99 % lengkap dengan dimmer

AKLIMATISASI


Tanaman kultur atau plantlet yang telah mengalami pertumbuhan maksimal dan siap untuk dipindah tanam ke media tanah, harus mengalami masa aklimatisasi. Yaitu masa penyesuaian diri dengan lingkungan baru. Masa aklimatisasi merupakan masa yang sangat kritis, karena plantlet in vitro menunjukkan sifat yang tidak me-nguntungkan seperti :
  1. Lapisan lilin/cuticula tidak berkembang dengan baik.
  2. Lignifikasi batang kurang.
  3. Sel-sel palisade daun kurang.
  4. Jaringan pembuluh dari akar ke pucuk kurang berkembang.
  5. Stomata seringkali tidak berfungsi (tidak menutup pada penguapan tinggi).
Keadaan seperti ini menyebabkan pucuk in vitro sangat peka terhadap :
  1. Evapotranspirasi.
  2. Serangan cendawan dan bakteri tanah.
  3. Cahaya dengan intensitas tinggi.
Oleh karena itu, kegiatan aklimatisasi pucuk-pucuk in vitro memerlukan penanganan khusus. Berikut prosedur aklimatisasinya :
  1. Bahan dan alat :
  1. Pucuk in vitro dengan daun berwarna hijau tua, batang gelap dan tidak me-nunjukkan gejala nekrosis (batang dan daun warna hijau muda dan transparan).
  2. Pinset.
  3. Baki dengan ukuran tinggi ± 15 cm dan panjang ± 35 cm.
  4. Plastik lembaran yang telah dipotong dengan ukuran 30 cm x 50 cm.
  5. Karet ban motor/mobil yang telah dipotong kecil.
  6. Media tanam, yang terdiri dari; kompos steril 1 bagian : tanah steril 1 bagian : Pasir steril 1 bagian.
  1. Pelaksanaan :
  1. Siapkan campuran media dalam baki. Isinya kurang lebih 1/3 bagian. Usahakan media tidak terlalu kering dan juga tidak basah.
  2. Keluarkan tanaman dari dalam botol dengan menggunakan pinset.
  3. Bersihkan tanaman dari sisa agar-agar (agar-agar yang tertinggal akan menjadi sumber jamur dan bakteri).
  4. Rendam tanaman dalam larutan Dithane 2 g/l selama 10 menit.
  5. Kering anginkan.
  6. Tanam dalam media tanam dengan menggunakan pinset.
  7. Tutup dengan plastik kemudian diikat dengan karet.
  8. Biarkan tanaman ± 1 minggu (jangan dibuka). Setelah itu dicek, kalau kurang air dapat disiram.
  9. Bila setelah 2 minggu tanaman sudah berakar atau beradaptasi dengan baik yang ditandai dengan pertumbuhan daun baru, tutup plastik dapat dibuka sedikit demi sedikit, lakukan beberapa jam pada pagi hari saja, setelah itu tutup kembali.
  10. Apabila tanaman sudah tahan dengan kondisi luar, tutup plastik dapat dilepas. Bila ada yang layu, sungkup kembali dengan plastik.
  1. Cara membuat media tanam steril :
  1. Campurkan bahan-bahan yang akan disterilisasi. Haluskan dengan meremas-remas dengan tangan.
  2. Masukkan ke dalam kantong plastik yang tahan panas.
  3. Masukkan ke dalam autoklaf, masak selama 1 jam pada suhu 121 - 126o C.
  4. Apabila tidak diautoklaf, maka dapat menggunakan panci/dandang dengan masa pemasakan selama 3 jam.
  1. Catatan :
  1. Berdasarkan pengalaman; media aklimatisasi dapat memakai media yang tidak steril. Yaitu media campuran tanah liat halus, pasir dan kompos yang sudah difermentasi serta kapur dolomit sedikit untuk meningkatkan pH media.
  2. Pucuk in vitro yang sudah dikeluarkan dan dicuci bersih, kemudian dicelupkan dalam hormon akar yang sudah dicampur bakterisida dan fungisida.
  3. Tanam pada baki dan disungkup dengan plastik.

PROSES PENANAMAN EKSPLAN


Setelah media kultur dibiarkan selama 3 hari dan tidak menunjukkan adanya kontaminan bakteri dan jamur pada permukaan media, maka kegiatan penanaman eksplan dapat dilakukan. Eksplan sebelum ditanam pada media kultur, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi, seperti bahasan pada bab III. Eksplan yang telah di cuci dengan air steril diletakkan dalam petridish yang didalamnya dialasi tissue steril. Fungsi tissue ini adalah sebagai penyerap air bekas bilasan, sehingga eksplan kering.
Peralatan dan bahan yang perlu disiapkan dan diletakkan di atas meja laminar adalah ; pinset, gunting, pisau scapel, botol berisi alkohol 96 %/spiritus, lampu bunsen, tissue gulung dan air steril. Peralatan dan bahan ini disemprot terlebih dahulu dengan alkohol 70 % sebelum dimasukkan ke dalam meja laminar.
    1. Proses penanaman eksplan hasil inisiasi
    1. Langkah awal adalah, menata peralatan dan bahan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses penanaman. Seperti; botol media ditumpuk dan di-letakkan di sebelah kiri, petridish tepat di depan, lampu bunsen letakkan di depan sebelah kiri dari petridish, botol alkohol dan botol tempat pinset letak-kan di sebelah kanan.
    2. Kemudian nyalakan lampu bunsen.
    3. Semprot pinset dengan alkohol 70 % atau celupkan pada alkohol 96 % atau pada spiritus, kemudian bakar di atas lampu bunsen dari pangkal sampai ujung. Lakukan 2 – 3 kali. Langkah ini untuk memusnahkan spora jamur atau bakteri yang masih menempel pada pinset.
    4. Letakkan pinset di atas petridish/botol alkohol.
    5. Ambil botol media dan buka.
    6. Ambil eksplan dengan pinset dan masukkan langsung ke dalam botol kultur.
    7. Tutup rapat dan letakkan disebelah kanan.
    8. Agar tekanan dari luar tidak masuk, tutup botol dapat dilapisi plastik klin wrap.
    9. Beri label tanggal penanaman, jenis tanaman dan nama media.

2. Proses penanaman eksplan hasil multiplikasi (sub kultur)
  1. Langkah awal adalah, menata peralatan dan bahan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses penanaman. Seperti; botol media ditumpuk dan di-letakkan di sebelah kiri, petridish tepat di depan, lampu bunsen letakkan di depan sebelah kiri dari petridish, botol alkohol dan botol tempat pinset letak-kan di sebelah kanan.
  2. Kemudian nyalakan lampu bunsen.
  3. Semprot pinset dengan alkohol 70 % atau celupkan pada alkohol 96 % atau pada spiritus, kemudian bakar di atas lampu bunsen dari pangkal sampai ujung. Lakukan 2 – 3 kali. Langkah ini untuk memusnahkan spora jamur atau bakteri yang masih menempel pada pinset.
  4. Ambil tanaman dari botol kultur yang akan di multiplikasi.
  5. Letakkan tanaman di dalam petridish dan dipotong-potong dengan meng-gunakan pisau scapel atau gunting.
  6. Ukuran eksplan, bisa pernodlus untuk tanaman berkayu atau pertunas.
  7. Kemudian tanam kembali eksplan pada media kultur yang baru. Isi 1 botol kultur bisa 5 -10 eksplan.
  8. Tutup rapat dan letakkan disebelah kanan.
  9. Agar tekanan dari luar tidak masuk, tutup botol dapat dilapisi plastik klin wrap.
  10. Beri label tanggal penanaman, jenis tanaman dan nama media.



KOMPOSISI MEDIA KULTUR JARINGAN



Pada umumnya media kultur jaringan dibedakan menjadi media dasar dan media perlakuan. Resep media dasar adalah resep kombinasi zat yang mengandung hara esensial (makro dan mikro), sumber energi dan vitamin. Dalam teknik kultur jaringan dikenal puluhan macam media dasar. Penamaan resep media dasar umum-nya diambil dari nama penemunya atau peneliti yang pertama kali dalam kultur yang khusus dan memperoleh suatu hasil yang penting artinya. Sedangkan media perlakuan adalah media dasar yang sudah mengalami penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) sesuai dengan jenis tanaman yang akan di kultur.
Berikut beberapa media dasar yang banyak digunakan antara lain:
  1. Media Murashige dan Skoog (MS) (1962) yang dapat digunakan untuk hampir semua jenis kultur, terutama untuk tanaman herbaceous.
  2. Media dasar Gamborg B5 untuk kultur sel kedelai, alfalfa dan legume lain.
  3. Media dasar White (1934) yang sangat cocok untuk kultur akar tanaman tomat.
  4. Media dasar Vacin dan Went (VW) (1949) yang biasa digunakan untuk kultur tanaman anggrek.
  5. Media dasar Nitsch dan Nitsch (1969) yang biasa digunakan untuk kultur tepung sari (pollen) dan kultur sel.
  6. Media dasar Schenk dan Hildebrandt (SH) (1972) yang cocok untuk kultur jari-ngan tanaman-tanaman monokotil.
  7. Media dasar Woody Plant Medium (WPM) (1981) yang khusus untuk kultur tanaman berkayu.
  8. Media dasar N6 (1975) untuk serealia terutama padi.
Dari sekian banyak media dasar yang paling sering dan banyak digunakan adalah komposisi media dari Murashige dan Skoog. Kadang-kadang untuk kultur tertentu kombinasi zat kimia dari Murashige dan Skoog masih tetap digunakan tetapi konsentrasinya diubah. Sebagai contoh media ½ MS, berarti konsentrasi per-senyawaan yang digunakan adalah setengah konsentrasi media MS.

Berikut rincian berbagai komposisi media dasar:
1. Media dasar Murashige dan Skoog (MS)
No
Unsur
mg/liter
No
Unsur
mg/liter
Makro
10
H3BO3
6.2
1
KNO3
1900
11
KI
0.83
2
NH4NO3
1650
12
MnSO4. H2O
16.9
3
MgSO4
180.5
13
Na2MoO4. 2H2O
0.25
4
KH2PO4
170
14
ZnSO4. 7H2O
8.6
5
CaCl2
332.02
Vitamin
Mikro
15
Glycine
2
6
FeSO4. 7H2O
27.8
16
Myo inositol
100
7
Na2EDTA
37.3
17
Nicotinic acid
0.5
8
CoCl2. 6H2O
0.025
18
Pyridoxin HCl
0.5
9
CuSO4. 5H2O
0.025
19
Thiamine HCl
0.1

2. Media dasar Gamborg B5
No
Unsur
mg/liter
No
Unsur
mg/liter
Makro
10
H3BO3
3
1
KNO3
2500
11
KI
0.75
2
(NH4)2 SO4
134
12
MnSO4. H2O
10
3
MgSO4
121.56
13
Na2MoO4. 2H2O
0.25
4
NaH2PO4
130.44
14
ZnSO4. 7H2O
2
5
CaCl2
113.23
Vitamin
Mikro
15
Myo inositol
100
6
FeSO4. 7H2O
27.8
16
Nicotinic acid
1
7
Na2EDTA
37.3
17
Pyridoxin HCl
1
8
CoCl2. 6H2O
0.025
18
Thiamine HCl
10
9
CuSO4. 5H2O
0.025




3. Media dasar White
No
Unsur
mg/liter
No
Unsur
mg/liter
Makro
8
MnSO4. H2O
5.31
1
KNO3
80
9
MoO3
0.0001
2
Ca(NO3)2
208.47
10
Na2SO4
200
3
MgSO4
351.6
11
ZnSO4. 7H2O
2.67
4
NaH2PO4
16.8
12
KI
0.75
5
KCl
65
13
H3BO3
1.5
Mikro



6
FeSO4. 7H2O
3.47



7
CuSO4. 5H2O
0.001




4. Media dasar Vacin dan Went (VW)
No
Unsur
mg/liter
Makro
1
KNO3
525
2
(NH4)2 SO4
500
3
MgSO4
122
4
Ca3(PO4)2
200
5
KH2PO4
250
Mikro
6
Fe2(C4H4O6)3
23.13
7
MnSO4. H2O
5.68

5. Media dasar Nitsch dan Nitsch
No
Unsur
mg/liter
No
Unsur
mg/liter
Makro
10
MnSO4. H2O
18.94
1
KNO3
950
11
Na2MoO4. 2H2O
0.25
2
NH4NO3
720
12
ZnSO4. 7H2O
10
3
MgSO4
90.27
Vitamin
4
KH2PO4
68
13
Biotin
0.05
5
CaCl2
166
14
Folic acid
0.5
Mikro
15
Glycine
2
6
FeSO4. 7H2O
27.8
16
Myo inositol
100
7
Na2EDTA
37.3
17
Nicotinic acid
5
8
CuSO4. 5H2O
0.025
18
Pyridoxin HCl
0.5
9
H3BO3
10
19
Thiamine HCl
0.5




6. Media dasar Schenk dan Hildebrandt (SH)
No
Unsur
mg/liter
No
Unsur
mg/liter
Makro
10
H3BO3
5
1
KNO3
2500
11
KI
1
2
(NH4)H2PO4
300
12
MnSO4. H2O
10
3
MgSO4
195.05
13
Na2MoO4. 2H2O
0.1
4
CaCl2
151
14
ZnSO4. 7H2O
1
Mikro
Vitamin
6
FeSO4. 7H2O
15
15
Myo inositol
1000
7
Na2EDTA
20
16
Nicotinic acid
5
8
CoCl2. 6H2O
0.1
17
Pyridoxin HCl
0.5
9
CuSO4. 5H2O
0.2
18
Thiamine HCl
5

7. Media dasar Woody Plant Medium (WPM)
No
Unsur
mg/liter
No
Unsur
mg/liter
Makro
9
H3BO3
6.2
1
Ca(NO3)2. 4H2O
471.26
10
MnSO4. H2O
16.9
2
NH4NO3
400
11
Na2MoO4. 2H2O
0.25
3
MgSO4
180.5
12
ZnSO4. 7H2O
8.6
4
KH2PO4
170
Vitamin
5
CaCl2
72.5
13
Glycine
2
6
K2SO4
990
14
Myo inositol
100
Mikro
15
Nicotinic acid
0.5
7
FeSO4. 7H2O
27.8
16
Pyridoxin HCl
0.5
8
Na2EDTA
37.3
17
Thiamine HCl
0.1

8. Media dasar N6 (1975)
No
Unsur
mg/liter
No
Unsur
mg/liter
Makro
8
H3BO3
1.6
1
KNO3
2830
9
KI
0.8
2
(NH4)2SO4
463
10
MnSO4. H2O
4.4
3
MgSO4
185
11
ZnSO4. 7H2O
1.5
4
KH2PO4
400
Vitamin
5
CaCl2
166
12
Glycine
2
Mikro
13
Niacin
0.5
6
FeSO4. 7H2O
27.8
14
Pyridoxin HCl
0.5
7
Na2EDTA
37.3
15
Thiamine HCl
1



PEMBUATAN MEDIA

Dalam membuat media, langkah pertama adalah membagi senyawa penyusun media ke dalam masing-masing kelompok larutan stok sesuai dengan sifat dan tingkat kelarutannya. Tujuan pembuatan larutan stok adalah untuk menghemat dan memudahkan pekerjaan menimbang bahan kimia setiap kali pembuatan media. Stok vitamin tidak dapat disimpan lama, umumnya dibuat untuk digunakan dalam 1 - 2 minggu. Stok hormon dapat disimpan antara 2 – 4 minggu. Sedangkan stok hara dapat disimpan 4 – 8 minggu. Dengan adanya larutan stok, pembuatan media selanjutnya dilakukan hanya dengan teknik pengenceran dan pencampuran saja. 
 
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan stok adalah mengenai penyimpanan larutan. Larutan yang sudah mengalami pengendapan tidak dapat digunakan lagi. Pengendapan larutan stok biasa terjadi bila kepekatan larutan ter-lalu tinggi atau pengadukannya tidak rata. Oleh karena itu pengendapan larutan dapat dihindari dengan membuat larutan stok tidak terlalu pekat dan membuat campuran larutan stok sesuai dengan kelompoknya. Larutan stok dikelompokkan dalam :
  1. Larutan stok A untuk persenyawaan KNO3
  2. Larutan stok B untuk persenyawaan NH4NO3
  3. Larutan stok C untuk persenyawaan KH2PO4 dan MgSO4
  4. Larutan stok D untuk persenyawaan CaCl2
  5. Larutan stok E untuk persenyawaan FeSO4 dan Na2EDTA
  6. Larutan stok F untuk persenyawaan MnSO4, ZnSO4, H3BO3, KI, Na2MoO4, CoCl2, dan CuSO4
  7. Larutan stok G untuk vitamin; thiamine HCl, Nicotinic acid, pyridoxin, dan glycine
  8. Larutan stok H untuk myo inositol


  1. Larutan stok A 1 liter (50 x konsentrasi, ambil 20 ml)
  1. Dalam 1 liter media, KNO3 dibutuhkan sebanyak 1.900 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 50 kali, maka KNO3 yang harus di-larutkan adalah 50 x 1.900 mg/l = 95.000 mg/l atau 95 g/l.
  2. Kemudian larutkan dalam 700 ml aquadest, aduk-aduk sampai larut.
  3. Setelah larut sempurna, tambahkan aquadest sampai volume 1 liter.
  4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’A’.
  5. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok A 20 ml.

  1. Larutan stok B 1 liter (50 x konsentrasi, ambil 20 ml)
  1. Dalam 1 liter media, NH4NO3 dibutuhkan sebanyak 1.650 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 50 kali, maka NH4NO3 yang harus dilarutkan adalah 50 x 1.650 mg/l = 82.500 mg/l atau 82,5 g/l.
  2. Kemudian larutkan dalam 700 ml aquadest, aduk sampai larut.
  3. Setelah larut sempurna, tambahkan aquadest sampai volume 1 liter.
  4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’B’.
  5. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok B 20 ml.

  1. Larutan stok C 1 liter (100 x konsentrasi, ambil 10 ml)
    1. Dalam 1 liter media, KH2PO4 dibutuhkan sebanyak 170 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 100 kali, maka KH2PO4 yang harus dilarutkan adalah 100 x 170 mg/l =17.000 mg/l atau 17 g/l. MgSO4 dibutuhkan sebanyak 180,5 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 100 kali, maka MgSO4 yang harus dilarutkan adalah 100 x 180,5 mg/l =18.500 mg/l atau 18,5 g/l.
    2. Kemudian larutkan secara terpisah kedua senyawa tersebut dalam 350 ml aquadest, aduk sampai larut.
    3. Setelah larut sempurna, campurkan kedua senyawa tersebut dan tambahkan aquadest sampai volume 1 liter.
    4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’C’.
    5. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok C 10 ml.

  2. Larutan stok D 1 liter (100 x konsentrasi, ambil 10 ml)
    1. Dalam 1 liter media, CaCl2 dibutuhkan sebanyak 332.02 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 100 kali, maka CaCl2 yang harus di-larutkan adalah 100 x 332,02 mg/l =33.200 mg/l atau 33,2 g/l.
    2. Kemudian larutkan senyawa tersebut dalam 700 ml aquadest, aduk sampai larut.
    3. Setelah larut sempurna, tambahkan aquadest sampai volume 1 liter.
    4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’D’.
    5. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok D 10 ml.

  3. Larutan stok E 1 liter (200 x konsentrasi, ambil 5 ml)
    1. Dalam 1 liter media, FeSO4 dibutuhkan sebanyak 27,8 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 200 kali, maka FeSO4 yang harus di-larutkan adalah 200 x 27,8 mg/l = 5.560 mg/l atau 5,56 g/l. Na2EDTA dibutuhkan sebanyak 37,3 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 200 kali, maka Na2EDTA yang harus dilarutkan adalah 200 x 37,3 mg/l =7.460 mg/l atau 7,46 g/l.
    2. Kemudian larutkan secara terpisah kedua senyawa tersebut dalam 350 ml air aquadest yang hangat atau panas dan aduk sampai larut.
    3. Setelah larut sempurna, campurkan Na2EDTA ke dalam botol FeSO4 secara perlahan-lahan sambil diaduk dan tambahkan aquadest sampai volume 1 liter.
    4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’E’.
    5. Erlenmeyer atau botol seluruh sisi-sisinya harus ditutup dengan alumunium foil atau kertas koran, karena larutan Fe ini peka terhadap cahaya.
    6. Setelah dingin, simpan dalam lemari es.
    7. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok E 5 ml.

  4. Larutan stok F 1 liter (200 x konsentrasi, ambil 5 ml)
  1. Dalam 1 liter media, dibutuhkan MnSO4 16,9 mg/l, ZnSO4 8,6 mg/l, H3BO3 6,2 mg/l, KI 0,83 mg/l, Na2MoO4 0,25 mg/l, CoCl2 0,025 mg/l, dan CuSO4 0,025 mg/l. Untuk larutan stok 1 liter dengan konsentrasi 200 kali, maka bahan-bahan tersebut harus diambil sebanyak; MnSO4 3.380 mg/l, ZnSO4 1.720 mg/l, H3BO3 1.240 mg/l, KI 166 mg/l, Na2MoO4 50 mg/l, CoCl2 5 mg/l, dan CuSO4 5 mg/l.
  2. Timbang dan larutkan senyawa-senyawa tersebut satu persatu sambil diaduk hingga larut dalam 700 ml aquadest. Jangan memasukkan senyawa berikut-nya sebelum senyawa yang diaduk larut.
  3. Setelah larut sempurna, tambahkan aquadest sampai volume 1 liter.
  4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’F’.
  5. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok F 5 ml.

  1. Larutan stok G 100 ml (100 x konsentrasi, ambil 1 ml)
  1. Dalam 1 liter media, dibutuhkan thiamine 0,1 mg/l, Nicotinic acid 0,5 mg/l, pyridoxin 0,5 mg/l, dan glycine 2 mg/l. Untuk larutan stok 100 ml dengan konsentrasi 100 kali, maka bahan-bahan tersebut harus diambil sebanyak; thiamine 10 mg/l, Nicotinic acid 5 mg/l, pyridoxin 5 mg/l, dan glycine 200 mg/l.
  2. Timbang dan larutkan senyawa-senyawa tersebut satu persatu sambil diaduk hingga larut dalam 50 ml aquadest. Jangan memasukkan senyawa berikutnya sebelum senyawa yang diaduk larut.
  3. Setelah larut sempurna, tambahkan aquadest sampai volume 100 ml.
  4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’G’.
  5. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok G 1 ml.

  1. Larutan stok H 200 ml (20 x konsentrasi, ambil 10 ml)
  1. Dalam 1 liter media, myo inositol dibutuhkan sebanyak 100 mg/l. Karena larutan stok yang akan dibuat konsentrasinya 20 kali, maka myo inositol yang harus dilarutkan adalah 20 x 100 mg/l = 2.000 mg/l atau 2 g/l.
  2. Kemudian larutkan dalam 100 ml aquadest, aduk sampai larut.
  3. Setelah larut sempurna, tambahkan aquadest sampai volume 200 ml.
  4. Pindahkan ke dalam erlenmeyer atau botol dan beri label ’H’.
  5. Untuk membuat 1 liter media, ambil larutan stok H 10 ml.

9. Larutan stok zat pengatur tumbuh
Zat pengatur tumbuh, umumnya hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Proses penimbangan zat pengatur tumbuh untuk larutan stok, sulit digeneralisasi-kan. Karena biasanya zat pengatur tumbuh merupakan perlakuan dalam media kultur jaringan. Larutan stok dibuat dengan kepekatan 1 – 10 mg/ml. Berikut ini akan diuraikan pembuatan larutan stok zat pengatur tumbuh dengan kepekatan 1 mg/ml sebanyak 100 ml.

a. Larutan stok auksin (IAA, IBA, NAA dan 2,4-D)
Timbang bahan sebanyak 100 mg, kemudian tuangkan ke dalam gelas piala ukuran 100 ml yang berisi aquadest 50 ml. Sambil diaduk-aduk, teteskan sedikit demi sedikit larutan NaOH 1N hingga larut benar. Setelah larut merata, volume ditepatkan 100 ml menambah aquadest. Larutan yang telah ditepatkan volume-nya ini dapat dipindah ke botol lain dan diberi label. Untuk membuat 1 liter media dengan perlakuan hormon auksin 1 ppm, maka dibutuhkan 1 ml larutan stok hormon.

b. Larutan stok sitokinin (BAP, dan kinetin)
Timbang bahan sebanyak 100 mg, kemudian tuangkan ke dalam gelas piala ukuran 100 ml yang berisi aquadest 50 ml. Sambil diaduk-aduk, teteskan sedikit demi sedikit larutan HCl 1N hingga larut benar. Setelah larut merata, volume ditepatkan 100 ml menambah aquadest. Larutan yang telah ditepatkan volume-nya ini dapat dipindah ke botol lain dan diberi label. Untuk membuat 1 liter media dengan perlakuan hormon sitokinin 1 ppm, maka dibutuhkan 1 ml larutan stok hormon.
Apabila hormon sukar untuk larut, aquadest dapat dipanaskan sampai men-didih terlebih dahulu. Kemudian digunakan untuk melarutkan hormon dengan ditambahkan zat pelarut (HCl atau NaOH) sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut.






























Petunjuk pembuatan media 1 liter.