Zat
pengatur tumbuh adalah persenyawaan organik selain nutrient yang
dalam jumlah sedikit (1 mM) dapat merangsang, menghambat, atau
mengubah
pola
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam kultur jaringan ada
beberapa
golongan zat pengatur tumbuh, diantaranya adalah:
Sitokinin.
Adalah turunan dari adenine. Golongan ini penting dalam pengaturan
pembelahan sel dan morfogenesis. Manfaat dari hormon sitokinin ini
diantaranya adalah;
untuk mempercepat pertumbuhan tunas, mempercepat penambahan jumlah
daun,
memperbanyak anakan, dan menghambat penuaan organ tanaman.
Jenis-jenis
sitokinin antara lain; BAP (6 benzyl amino purine), kinetin, 2iP
(6-∂-∂ dimethiyl
allylaminopurine),
TDZ (thidiazuron), dan Zeatin. Hormon yang sering dipakai
adalah
BAP dan kinetin. Hormon ini sangat stabil, dapat dipakai secara
tunggal atau
bersamaan sesuai dengan jenis tanaman yang akan dikultur. 2iP, TDZ
dan zeatin, bersifat labil dan tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Pemakaiannya dengan meng-gunakan
filter yang dicampurkan pada media yang sudah di autoklaf di dalam
laminar. TDZ sering juga dipakai untuk jenis-jenis tanaman yang sukar
tumbuh
tunas, seperti anthurium jenmanii dan aglaonema.
Auksin.
Auksin secara
luas digunakan dalam kultur
jaringan untuk merangsang
pertumbuhan
akar, kalus, suspensi sel dan organ. Berikut jenis-jenis auksin yang
sering dipakai dalam kultur jaringan, antara lain; IBA (indole
butyric acid), NAA (naphtaleine
acetic acid), 2,4-D (2,4 dichlorophenoxy
acetic acid), dan IAA (indole acetic
acid). IBA sering dipakai untuk pengakaran tanaman karena sifatnya
yang
stabil dan tidak mudah rusak oleh suhu tinggi. IAA bersifat
photooksidasi, mudah terurai oleh cahaya dan tidak tahan oleh suhu
tinggi.
2,4-D dapat digunakan untuk
pembentukan
kalus
tanaman, tetapi apabila dipakai secara
terus menerus dapat
menyebabkan mutasi.
Pemilihan
jenis auksin dan konsentrasinya tergantung dari:
- Tipe pertumbuhan yang dikehendaki.
- Level auksin.
- Kemampuan jaringan mensintesa auksin.
- Golongan zat tumbuh lain yang ditambahkan.
Tabel
arah pertumbuhan tanaman jika pemakaian bersama hormon auksin dan
sitokinin dalam media :
Jenis
hormon
|
Konsentrasi
|
||||
Sitokinin
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Auksin
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Hasil
|
Banyak
akar, berkalus, sedikit tunas/tanpa tunas
|
Banyak
akar, sedikit tunas. Kadang berkalus.
|
Kalus
|
Bertunas
dan berakar
|
Banyak
tunas, sedikit/tidak ada akar.
|
Tabel
rekomendasi pemakaian konsentrasi zat pengatur tumbuh
No
|
ZPT
|
Pengencer
|
Simpan
ZPT
|
Simpan
stok
|
Sterilisasi
|
Konsentrasi
mg/l
|
1
|
BAP
|
HCl
|
RT
|
C
|
A
|
0.1
– 5
|
2
|
Kinetin
|
HCl
|
F
|
F/C
|
A
|
0.1
– 5
|
3
|
TDZ
|
DMSO
|
RT
|
C
|
A/S
|
0.001
– 0.05
|
4
|
Zeatin
|
HCl
|
F
|
F
|
A/S
|
0.01
– 5
|
5
|
IBA
|
KOH
|
F
|
F/C
|
A
|
0.1
– 10
|
6
|
NAA
|
KOH
|
RT
|
C
|
A
|
0.1
– 10
|
7
|
2,4-D
|
KOH
|
RT/C
|
C
|
A
|
0.01
– 5
|
8
|
IAA
|
KOH
|
F
|
F
|
A/S
|
0.01
– 3
|
9
|
2iP
|
KOH
|
F
|
F
|
A
|
1
– 30
|
10
|
GA3
|
EtOH
|
C
|
C
|
A/S
|
0.01
- 5
|
Keterangan
:
RT
: suhu ruang
F
: freezer
C
: pendingin/refrigerator
A
: autoklaf
S
: filter/saring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar